Yunita Kirnawati

Guru SMA Negeri 1 Tanjungpinang Kepulauan Riau...

Selengkapnya
Navigasi Web

Bahasa Inggris itu Gampang

Tantangan hari ke delapan

#TantanganGurusiana

Suatu saat terobosan Bahasa Inggris,

Guru : “Well, students. We are going to have listening section first. Are you ready? Please listen the dialog carefully then choose the answer A or B or C or D or E on your answer sheet”.

(siswa saling berpandangan ... bengong...)

Guru : “Is there any problem?”

(siswa mulai berbisik – bisik)

Guru : “Ada pertanyaan?”

Siswa A : “Saye buk? Boleh tak ibuk cakap pakai base Indonesia je?”

(Gantian gurunya bengong), “Maksudnya nak?”

Siswa B : “Iye buk. Kami tak paham ibu cakap ape”

Siswa C : “Atau tak ibuk cakap base Inggris die lepas tu ibuk artikan kalimat die balek semue”

Guru : “Boleh nak, tapi waktunya tak cukup. Terobosan hanya satu jam. Kalau dipakai untuk menterjemahkan kita tidak sempat membahas soal. Gini aja, bagian mana yang tidak dipahami, silahkan ditanya”

Siswa A: “Semue kami tak paham buk. Cemane?”

Siswa D: ”kami ni tak ngerti lah Bahasa Inggris. Bute kayu kami buk. Susah pelajaran die”

Saya hanya bisa membatin. Sedih. Ternyata di tengah pusat pemerintahan ini masih ada fenomena seperti itu. Yang lebih menyedihkan siswa tersebut sebentar lagi menghadapi Ujian Nasional. Jadi selama ini bagaimana cara mereka belajar? Saya yang kala itu baru pindah beberapa bulan ke sekolah itu merasa berat tantangan yang mesti dihadapi. Berbeda jauh dengan sekolah saya sebelumnya. Di sekolah sebelumnya, menggunakan bahasa Inggris dalam percakapan sehari - hari bukan suatu hal yang aneh. Siswa sudah terbiasa karena mayoritas suka pelajaran tersebut dan sering mengikuti kompetensi seperti speech, dan story telling. Untuk kelas XII, Sayapun berani memasang target nilai UN. Di tempat bertugas sekarang, karena mereka sudah kelas akhir, saya tidak bisa berbuat banyak hanya bisa memberikan semangat bahwa mereka bisa dan tidak boleh menyerah meskipun dalam hati saya sendiri pesimis.

Berangkat dari pengalaman tersebut, saya mencari kira-kira kiat apa yang bisa saya lakukan untuk memperbaiki keadaan di masa datang. Paling tidak untuk adek kelas mereka. Saya pelajari latar belakang mayoritas siswa dan mencoba untuk memakai teknik yang lain.Ternyata mereka lebih suka belajar di luar kelas, dengan suasana alam. Saya ikuti dan mencoba mencari model pembelajaran apa yang pas. Untuk tahap awal saya minta mereka berbicara dengan bahasa Inggris sesuai kemampuan, tanpa mempermasalahkan bagaimana pengucapan, kecocokan padanan kata, dan juga tata bahasa. Pertemuan berikutnya juga demikian, yang penting mereka merasa nyaman dulu. Kemudian pelan – pelan saya perbaiki bagaimana pengucapan dan tata bahasa yang seharusnya digunakan. Memang agak memakan waktu. Kemudian pelan – pelan saya perbaiki bagaimana pengucapan dan tata bahasa yang seharusnya digunakan. Memang agak memakan waktu lama tapi saya optimis bisa.

Bulan demi bulan berlalu, sampailah pada evaluasi siswa selama satu semester. Mereka memperlihatkan perkembangan yang bagus. Nilai – nilai menunjukkan grafik naik, meski tidak signifikan. Saya beryukur. Suatu waktu saya pernah memberi tugas bermain peran tentang pertempuran Surabaya. Saya suruh mereka mencari sendiri rangkaian cerita dengan maksud ingin melihat sudah sejauh mana perkembangan kemampuan mereka. Ternyata mereka bisa. Saya tanya bagaimana cara mereka menghapalkan dialog, apakah cari yang sudah ada dan dihapal ? ternyata mereka cari sejarahnya, mereka kembangkan dalam bentuk doalog dan mereka buat sendiri bahasa Inggrisnya (bukan dari teks berbahasa Inggris yang sudah ada). Wow! Saya rasa tidak percaya mereka bisa. Mereka mengatakan setelah dicoba ternyata tidak sesulit anggapan mereka selama ini. Dari hal itu saya juga mendapat hikmah bahwa sebagai guru saya tidak boleh kaku dalam mencapai target. Tidak boleh menuntut seperti keinginan saya, tapi perlu melihat latar belakang siswa dan mencari kelebihan siswa dalam cara belajar, sehingga tercapai target yang diinginkan. Itulah unik dan asiknya menjadi guru, selalu belajar dan menemukan hal – hal baru yang (mungkin) tidak pernah diajarkan di bangku kuliah. Sekarang saya sudah tidak mengabdi disekolah tersebut nemun kenangan dan pembelajaran itu akan selalu dalam ingatan dan saya sampaikan kepada siswa dimanapun saya berada.

Terimakasih anak – anak, I lop yu pul (seperti yang biasa mereka tulis di halaman akhir buku)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Bingungnya berbahasa inggris itu tulisan dan bunyinya ndak sama Bu,, misalnya tulisan Bus membacanya orang Inggris Bas

22 Jan
Balas

Betul pak. Itu salah satu tantangan berat menjelaskan pada siswa yg tidak paham dan tidak suka pelajaran tsb.

22 Jan

Bisa membayangkan dan merasakannya juga kak...

22 Jan
Balas

Awalnya terasa berat dan sulit. Setelah tahu kiatnya. Alhamdulillah dapat satu pembelajaran berharga.

22 Jan



search

New Post