Yunita Kirnawati

Guru SMA Negeri 1 Tanjungpinang Kepulauan Riau...

Selengkapnya
Navigasi Web

Mengubur Mimpi Sisi

Tantangan hari ke sebelas

#TantanganGurusiana

Hai kenalkan namaku sisi. Aku duduk di kelas tiga SMP. Aku anak tertua dari lima bersaudara yang semuanya perempuan. Sebentar lagi aku menempuh ujian akhir. Aku ingin sekali masuk sekolah perawat karena aku merasa kasihan dengan orang luka dan orang sakit. Aku ingin membantu dan merawat mereka. Aku pernah bercerita sekilas tentang keinginan tersebut pada ibu. Beliau menyerahkan pada pilihanku. Jika itu baik, silahkan dijalani dengan bertanggungjawab. Senang sekali rasanya mendapat dukungan ibu, wanita yang senantiasa ada jika aku butuh nasehat. Sebenarnya dulu aku pernah bercita – cita menjadi dokter. Tapi setelah mendengar kisah orang bahwa sekolah dokter itu banyak mengeluarkan biaya, keinginan itu ku kubur dalam – dalam. Aku menjalani hari – hari dengan semangat. Sudah terbayang impian menjadi perawat akan jadi kenyataan. Begitu semangat hingga sampailah hari ujian akhir. Dan aku lulus dengan nilai memuaskan.

Suatu hari kawanku berkata persyaratan untuk masuk sekolah perawat itu sudah keluar. Ia memperlihatkannya padaku. Tanpa lengah akupun mencatat tanpa tertinggal satu hurufpun. Dengan gembira persyaratan itu ku bawa pulang. Di rumah ternyata ada nenek. Beliau baru saja datang. Nenek membaca persyaratan tersebut dengan wajah datar. Kemudian ia berkata, “Sudahlah. Masuk SMA saja. Kemarin anak kawan nenek masuk kesana juga pakai uang administrasi yang tidak sedikit. Mana sanggup kita membayar?”. Aku menjawab, “Nek, nilai sisi kan bagus. Dan sisi yakin bisa menjawab soal – soal tes nanti”. “Ah! Tak usah nenek bilang. Ya tak usah. Anak – anak taunya apa,” begitu kalimat nenek yang sangat menyayat hatiku. Sedih sekali rasanya. Pupuslah harapan untuk menjadi perawat.

Aku masuk kamar dan duduk termenung. Tak lama kemudian ibu menyusul. Beliau duduk dihadapanku sambil menggenggam tanganku seraya berkata, “Sisi, yang terbaik menurut kita belum tentu terbaik menurut Allah. Bisa jadi Allah mengingatkan Sisi melalui nenek. Untuk menjadi orang sukses kan tidak harus menjadi perawat saja, Sayang. Bisa juga profesi lain”. Aku diam tanpa berkata sepatahpun karena rasa kecewa dan kesal masih membekas dalam hati. Ibu melanjutkan, “ Sisi, ada baiknya ikut saja saran nenek. Ibu yakin pasti ada hikmah di balik semua ini. Ibu yakin Sisi akan jadi orang sukses”. Ibu memandangi wajahku, kemudian memegang kedua pipiku. “Sisi anak ibu yang baik, selalu jadi teladan adik – adik. Sisi coba pikir ulang ya.” Kemudian ibu berlalu. Akupun merebahkan badan dan menarik selimut. Tidur.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post