Tantangan hari ke 84

#TantanganGurusiana

Makin diujung tantangan menulis makin berat godaan iman. Ibarat melaksakan puasa Ramadhan, di tujuh hari penutup hati sering waswas. Nyali betul – betul diuji. Bagi sebagian perempuan muncul rasa waswas dan takut tiba – tiba datang bulan, mereka berharap semoga tidak datang bulan agar puasanya pol (full). Jika puasa pol ada kenikmatan tersendiri menyambut Idul Fitri.

Demikian juga dengan rasa hati menyambut si kuning. Muncul waswas jika tiba – tiba terlupa posting tulisan dan harus terjun dari ketinggan 83. Ow...tidaaaaaak! Tidak terbayang betapa sakitnya. Tidak sanggup menata hati yang berkeping berserakan terhempas dari lantai yang begitu tinggi.

Apakah tujuan menulis hanya untuk mengejar si kuning emas?

Tidak menampik kenyataan bahwa pada awalnya iya. Seiring berjalannya waktu, si kuning emas itu bukan menjadi tujuan utama lagi setelah muncul tantangan demi tantangan untuk menjajal kemampuan menulis.Namun mengapa masih berharap si kuning emas jika bukan merupakan tujuan utama? Si kuning emas adalah bukti aktualiasi diri dan bukti pernah berjuang selama 90 hari mendisiplinkan diri menulis tanpa henti. Jika si kuning emas gagal diraih karena ketidakdisplinan diri, betapa sedihnya. Maka dari itu harus disiplin.

Semoga di penghujung perjuangan ini badan tetap sehat sehingga bisa menuntaskan perjuangan hingga ke garis finish.